Mencari flat, apartemen
atau populer dengan istilah wohnung di Jerman pada saat kita akan
berpindah rumah terlebih ke lain kota memang gampang-gampang susah.
Gampangnya, karena ada puluhan bahkan ratusan iklan agen penawaran sewa
atau jual beli wohnung dalam website yang bisa digoogling di
internet dengan mudah atau di koran-koran lokal di kota yang akan kita
tempati. Disitu kita dapat memilih wohnung mana kira-kira yang sesuai
dengan kriteria baik model, luasan dan harga, ada yang sudah berikut
furnitur juga ada yang kosong tanpa perabot dan kitchen set. Kita pun bisa mengajukan termin secara online dengan pihak agen di website tersebut untuk bertemu.
Susahnya, pada saat kita sudah menemukan wohnung yang tepat, sebagai zuwanderer --imigran-- di negeri ini kadang-kadang tidak mudah meyakinkan si pemilik atau pengelola wohnung dengan kemampuan kita membayar sewa bulanan. Bagi single student mendapatkan wohnung ataupun studentwohnheim mungkin tidak ada kendala berarti, namun tidak demikian halnya bagi sebuah keluarga yang tinggal beserta anak dan istri di Jerman. Biasanya orang Jerman agak underestimate terhadap ausländer --orang asing--, itu karakter yang saya amati dan sudah menjadi rahasia awam, terlebih bila ausländer itu berasal dari negara berkembang atau negara miskin. Tak bisa disalahkan memang seandainya mereka mempunyai kekuatiran pribadi seperti itu, karena di Jerman ternyata banyak sekali ausländer yang tanpa memiliki pekerjaan pun masih bisa hidup layak dengan sandang, pangan dan sewa wohnung mengandalkan uang tunjangan sosial dari pemerintah yang mereka terima setiap bulan. Bahkan untuk ausländer yang berasal dari negara tertentu bisa dikatakan gaya hidupnya cenderung `wah‘ masih mampu memakai mantel, perhiasan dan mobil bagus. Sepintas kita tidak akan menyangka bahwa mereka selama bertahun-tahun hidup dari uang tunjangan sosial. Tapi itulah fakta yang saya perhatikan selama bergaul dan lebih 3 tahun tinggal di Dresden, salah satu ibukota negara bagian Saxony, eks Jerman Timur.
Naasnya, mungkin karena image negatif yang sudah melekat tentang cerita imigran penerima uang tunjangan sosial di benak pikiran orang Jerman itulah mereka seolah-olah pukul rata, pun bagi orang-orang Indonesia yang punya pekerjaan tetap dan ikut berkontribusi membayar pajak sebesar 35% dari penghasilannya setiap bulan, selagi ketiban peran sebagai calon vermietter --penyewa-- baru, para agen tanpa tedeng aling-aling selalu menyatakan bahwa wohnung-wohnung yang diiklankan itu sudah fully booked, bisa jadi karena mereka melihat nama asing di kolom pendaftaran online. Suami saya pernah mengalami berkali-kali ditelepon para agen rumah yang dihubungi sebelumnya lewat internet dan kemudian mengabarkan bahwa wohnung yang kami minati sudah terisi. Padahal iklannya masih bertengger cantik beberapa minggu di website mereka. Memang sih tidak semuanya begitu tapi tetap saja, terkadang bikin hopeless dan stress!
Stress, karena diluar mudah tidaknya mendapatkan wohnung ideal yang kita inginkan masih ada sejumlah surat perjanjian dan peraturan baku yang wajib dipatuhi, misalnya saja berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan menjelang pindah rumah :
Ceritanya setelah berkali-kali suami mendapatkan telepon dari agen yang mengabarkan bahwa beberapa wohnung yang ditawarkannya telah terisi, akhirnya salah seorang rekan sekerjanya asal Inggris yang telah hampir 20 tahun tinggal di Kirchheim Teck menyarankan untuk memasang iklan di koran lokal Kirchheim. Alasannya, karena hampir semua pemilik privat wohnung di Kirchheim Teck ini bisa dipastikan para oma-opa atau orang lanjut usia, yang meskipun jaman internet sekarang sudah demikian canggih begini tapi mereka lebih berbahagia dan semangat membaca koran pagi, selain untuk menghindari biaya jasa dan provisi agen tentu saja. Pertimbangan lainnya, apalagi kalau bukan untuk menghindari kejadian ``underestimate`` ketidakmampuan membayar wohnung itu. Paling tidak bila pemilik atau pengelola wohnung tahu bahwa kita memiliki pekerjaan tetap, tak perlu ada kekuatiran lagi bahwa si penyewa tidak mampu membayar setiap bulannya.
Jadi silahkan saja menuliskan profesi anda, bekerja dimana, sedang mencari wohnung di lokasi mana, model, luas, fasilitas yang diinginkan dan lain-lain dalam iklan koran lokal sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Rasanya ide itu memang brilian, karena terbukti setelah 2 hari memasang iklan di koran lokal dengan biaya €12, ada beberapa telepon masuk dan menawarkan untuk bertemu. Dan tidak memerlukan waktu cukup lama meskipun tetap sesuai prosedur di Jerman, kemudian dibuat termin pertemuan, sedikit interview plus harus menunjukkan surat perjanjian kerja berikut penghasilan per tahun. Alhamdulillah, dalam waktu sekitar 3 minggu sejak iklan tersebut dipasang akhirnya kami mendapatkan surat perjanjian wohnung yang kami tempati sekarang ini, yang lokasinya bahkan jauh melebihi harapan kami.
Demikian sekilas info, catatan di penghujung tahun dari pinggiran Stuttgart. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi teman-teman yang berencana pindah rumah baik yang sudah tinggal didalam ataupun akan menuju Jerman, paling tidak jadi bisa mengantisipasi dan meminimalisir stressnya pindahan di negeri ini :-)
Kirchheim Teck, 30 Desember 2011
(Ditulis 2 bulan, lalu tapi baru diposkan :-))
Susahnya, pada saat kita sudah menemukan wohnung yang tepat, sebagai zuwanderer --imigran-- di negeri ini kadang-kadang tidak mudah meyakinkan si pemilik atau pengelola wohnung dengan kemampuan kita membayar sewa bulanan. Bagi single student mendapatkan wohnung ataupun studentwohnheim mungkin tidak ada kendala berarti, namun tidak demikian halnya bagi sebuah keluarga yang tinggal beserta anak dan istri di Jerman. Biasanya orang Jerman agak underestimate terhadap ausländer --orang asing--, itu karakter yang saya amati dan sudah menjadi rahasia awam, terlebih bila ausländer itu berasal dari negara berkembang atau negara miskin. Tak bisa disalahkan memang seandainya mereka mempunyai kekuatiran pribadi seperti itu, karena di Jerman ternyata banyak sekali ausländer yang tanpa memiliki pekerjaan pun masih bisa hidup layak dengan sandang, pangan dan sewa wohnung mengandalkan uang tunjangan sosial dari pemerintah yang mereka terima setiap bulan. Bahkan untuk ausländer yang berasal dari negara tertentu bisa dikatakan gaya hidupnya cenderung `wah‘ masih mampu memakai mantel, perhiasan dan mobil bagus. Sepintas kita tidak akan menyangka bahwa mereka selama bertahun-tahun hidup dari uang tunjangan sosial. Tapi itulah fakta yang saya perhatikan selama bergaul dan lebih 3 tahun tinggal di Dresden, salah satu ibukota negara bagian Saxony, eks Jerman Timur.
Naasnya, mungkin karena image negatif yang sudah melekat tentang cerita imigran penerima uang tunjangan sosial di benak pikiran orang Jerman itulah mereka seolah-olah pukul rata, pun bagi orang-orang Indonesia yang punya pekerjaan tetap dan ikut berkontribusi membayar pajak sebesar 35% dari penghasilannya setiap bulan, selagi ketiban peran sebagai calon vermietter --penyewa-- baru, para agen tanpa tedeng aling-aling selalu menyatakan bahwa wohnung-wohnung yang diiklankan itu sudah fully booked, bisa jadi karena mereka melihat nama asing di kolom pendaftaran online. Suami saya pernah mengalami berkali-kali ditelepon para agen rumah yang dihubungi sebelumnya lewat internet dan kemudian mengabarkan bahwa wohnung yang kami minati sudah terisi. Padahal iklannya masih bertengger cantik beberapa minggu di website mereka. Memang sih tidak semuanya begitu tapi tetap saja, terkadang bikin hopeless dan stress!
Stress, karena diluar mudah tidaknya mendapatkan wohnung ideal yang kita inginkan masih ada sejumlah surat perjanjian dan peraturan baku yang wajib dipatuhi, misalnya saja berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan menjelang pindah rumah :
- Anmelden (pendaftaran) dan abmelden (pengunduran diri). Anmelden dan abmelden surat perjanjian sewa rumah dilakukan umumnya harus 3 bulan sebelumnya. Bayangkan pada saat kita sudah melakukan abmelden di wohnung lama bulan ini tapi dalam rentang waktu 2 bulan kedepan ternyata belum juga menemukan wohnung baru, padahal kita harus segera keluar dari wohnung lama tersebut sesuai perjanjian. Barang dan perabot kita mau disimpan dimana? Oleh karena itu seandainya tidak ada kendala berarti, kadang-kadang iklan wohnung dari agen-agen di website sebetulnya juga memudahkan kita memilih wohnung yang kita minati sesuai dengan waktu kapan diperlukan, juga bisa dicari beberapa bulan sebelumnya karena biasanya sudah dicantumkan data mulai tanggal dan bulan kapan berlakunya wohnung tersebut bisa ditempati.
- Pembayaran Kaution (Uang deposit). Besarnya relatif, tergantung kebijakan pemilik atau pengelola wohnung. Umumnya sebesar 1-3x kaltmiete (biaya sewa bulanan belum termasuk hitter, listrik dan air). Sedikit gambaran mengenai kaution, uang tersebut tidak serta merta cair saat kita keluar dari wohnung. Perlu antara 3-12 bulan kemudian baru uang tersebut bisa dicairkan dari rekening khusus penyimpanan deposit yang diblokir. Pengelola wohnung terakhir yang kami sewa di Dresden memberlakukan jangka waktu 12 bulan kemudian baru deposit bisa cair. Pemilik atau pengelola wohnung ini biasanya mengadakan pemeriksaan secara detail kondisi wohnung saat serah terima kunci. Apabila wohnung kita bersih, rapi dan sesuai seperti standar sediakala awal kita menempatinya maka akan cairlah semua uang deposit tersebut, tapi biasanya itu tak lepas dari bantuan tenaga Maler, pengecat profesional yang tarifnya sangat mahal. Dilain kasus kadang-kadang ada pemilik privat wohnung yang berbaik hati dan mau menerima tanpa mengajukan denda, sekalipun wohnungnya hanya kita cat sendiri saja tanpa tenaga Maler. Saya pernah mengalami keduanya dan kasus yang terjadi pada wohnung terakhir yang kami sewa di Dresden, pengelola tidak menerima hasil cat yang dilakukan sendiri tanpa jasa profesional Maler dan akan memberlakukan denda dengan memotong uang deposit kami sampai €700!! Huaaaa!! Akhirnya, meskipun dengan berat hati harus membayar profesional Maler sangat mahal, €500 untuk ukuran luas 66m2 (itupun setelah nego dan didiskon), hal itu tetap kami lakukan dengan harapan uang deposit kami sebesar hampir 3 bulan biaya sewa wohnung bisa kembali.
- Biaya Provisi. Bila wohnung diperoleh lewat agen iklan, biasanya ada biaya provisi sebesar 2,38x biaya bulanan kaltmiete yang harus kita bayarkan ke agen tersebut. Memang tidak semua agen iklan memasang biaya provisi, ada juga yang provisionfrei. Bisa dibayangkan misalnya biaya kaltmiete wohnung katakanlah €500 per bulan, maka kita harus membayar sebesar 2,38 dikalikan €500 ( €1190 uang terbuang percuma!!) ke sang agen dan juga harus menyiapkan uang pembayaran kaution selama 1-3x sewa bulanan dimuka. Itu belum termasuk biaya pembayaran dobel wohnung lama dan baru pada bulan terakhir menjelang kepindahan, karena biasanya saat memindahkan perabot dari rumah lama ke rumah baru terlebih bila pindah kelain kota, plus untuk mengecat dan membersihkan wohnung, memerlukan waktu minimal sekitar 2 minggu. Dari segi tenaga, pikiran, waktu dan biaya awal pindahan yang tidak sedikit tentu saja itu seringkali memicu stress. Namun di Jerman kadang-kadang ada perusahaan yang mau menanggung biaya provisi agen wohnung untuk karyawan yang direkrutnya dan mengharuskannya pindah ke kota dimana perusahaan tersebut berada, yang biasanya tertera dalam surat perjanjian kerja. Beruntunglah bila seseorang mendapatkan itu, karena paling tidak itu akan sangat membantu menekan budget dan kita bisa lebih memfokuskan biaya untuk pembayaran kaution, dobel wohnung dan biaya bersih-bersih rumah termasuk mengecat serta membuang perabot bila memang ada.
- Jasa pengangkut pindahan atau Umzug Service. Seperti jasa pengecat rumah, jasa pengangkut pindah rumah juga disini sangatlah mahal. Saya masih ingat kejadian sewaktu rumah kami di Batam dijual tapi ternyata semuanya tidak sesuai rencana dan harus molor, akhirnya kami harus menyewa rumah selama 2 bulan hanya 1 blok dari rumah milik kami. Karena suami waktu itu masih bekerja diluar Batam, praktis semua proses pemindahan, penjualan dan pembuangan barang-barang perabot harus saya tangani sendiri. Enaknyaa pindahan di Indonesia, tinggal memanggil beberapa orang tenaga dan sewa truk mini sekalian, setelah itu kita memberinya rokok, makanan, uang harian, selesai. Disini, pindahan rumah terlebih bagi sebuah keluarga yang memiliki banyak perabot adalah sebuah projek besar. Projek besar bagi jasa Umzug Service tentu saja. Mereka bisa mengajukan proposal biaya pindah setelah melakukan kunjungan dan estimasi harga untuk semua barang yang akan diangkut. Untunglah perusahaan-perusahaan dan institusi di Jerman umumnya mengalokasikan dana pindahan bagi karyawan yang direkrutnya. Itu sudah menjadi 1 paket, dan tertera dalam surat perjanjian kerja. Tidak peduli apakah karyawan baru tersebut berasal dari dalam atau luar Jerman, bahkan dari benua lain sekalipun. Besar dananya relatif, tergantung kebijakan dan besar kecilnya perusahaan. Ada perusahaan yang mematok misalnya dalam kisaran sampai €3000-€4000 untuk biaya Umzug Service, ada pula yang non limited. Adanya alokasi dana bagi jasa Umzug Service ini tentu sangat membantu bagi yang akan berpindah rumah, karena jadi tidak perlu sibuk mengepak semua barang sendiri. Bila mujur, bahkan kita masih bisa bargain lagi, selama hal itu tentunya tidak memberatkan perusahaan sehingga apa yang tertera dalam surat perjanjian kerja bisa lebih fleksibel dan menguntungkan kita.
- Peraturan non statement. Ada peraturan dalam perjanjian sewa wohnung yang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam surat perjanjian, misalnya saja tidak diperbolehkan memasang wallpaper, mengecat dengan menggunakan warna-warna gelap (harus cat putih) atau memasang karpet meteran karena dikuatirkan akan merusak dinding atau bagian lantai sebelumnya. Sebaiknya ini ditanyakan langsung dengan pemilik atau pengelola wohnung sejak awal, supaya kita tidak kecolongan menyalahi aturan karena tidak tertera dalam surat perjanjian dan kemudian harus membayar uang denda.
- Peraturan lain-lain seperti mengurus kepindahan sekolah anak, kindergeld, hort, asuransi kesehatan, dokter, dokter gigi, perpustakaan, telepon-internet, listrik dan lain-lain yang akan terlalu panjang apabila diuraikan disini satu persatu namun pada intinya hanya beberapa poin diatas yang paling penting diperhatikan berkaitan dengan surat perjanjian sewa wohnung. Bila saya boleh menambahkan poin penting lainnya, sebagai penyewa asal Indonesia lebih baik lagi bila bisa memilih wohnung dengan dapur berjendela lebar dan bisa dibuka bebas. Bukan apa-apa, biasanya orang Indonesia suka kangen masakan tanah air, dan bila memasak goreng-gorengan, sambal dan lain-lain sejenisnya yang baunya menyengat itu jadi bisa lebih rileks memasaknya dan tidak kena komplain tetangga yang biasanya berakhir UUD juga, ujung-ujungnya duit karena harus membayar denda!
Ceritanya setelah berkali-kali suami mendapatkan telepon dari agen yang mengabarkan bahwa beberapa wohnung yang ditawarkannya telah terisi, akhirnya salah seorang rekan sekerjanya asal Inggris yang telah hampir 20 tahun tinggal di Kirchheim Teck menyarankan untuk memasang iklan di koran lokal Kirchheim. Alasannya, karena hampir semua pemilik privat wohnung di Kirchheim Teck ini bisa dipastikan para oma-opa atau orang lanjut usia, yang meskipun jaman internet sekarang sudah demikian canggih begini tapi mereka lebih berbahagia dan semangat membaca koran pagi, selain untuk menghindari biaya jasa dan provisi agen tentu saja. Pertimbangan lainnya, apalagi kalau bukan untuk menghindari kejadian ``underestimate`` ketidakmampuan membayar wohnung itu. Paling tidak bila pemilik atau pengelola wohnung tahu bahwa kita memiliki pekerjaan tetap, tak perlu ada kekuatiran lagi bahwa si penyewa tidak mampu membayar setiap bulannya.
Jadi silahkan saja menuliskan profesi anda, bekerja dimana, sedang mencari wohnung di lokasi mana, model, luas, fasilitas yang diinginkan dan lain-lain dalam iklan koran lokal sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Rasanya ide itu memang brilian, karena terbukti setelah 2 hari memasang iklan di koran lokal dengan biaya €12, ada beberapa telepon masuk dan menawarkan untuk bertemu. Dan tidak memerlukan waktu cukup lama meskipun tetap sesuai prosedur di Jerman, kemudian dibuat termin pertemuan, sedikit interview plus harus menunjukkan surat perjanjian kerja berikut penghasilan per tahun. Alhamdulillah, dalam waktu sekitar 3 minggu sejak iklan tersebut dipasang akhirnya kami mendapatkan surat perjanjian wohnung yang kami tempati sekarang ini, yang lokasinya bahkan jauh melebihi harapan kami.
Demikian sekilas info, catatan di penghujung tahun dari pinggiran Stuttgart. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi teman-teman yang berencana pindah rumah baik yang sudah tinggal didalam ataupun akan menuju Jerman, paling tidak jadi bisa mengantisipasi dan meminimalisir stressnya pindahan di negeri ini :-)
Kirchheim Teck, 30 Desember 2011
(Ditulis 2 bulan, lalu tapi baru diposkan :-))
No comments:
Post a Comment